LANGKAH-LANGKAH MENYUNTING TULISAN DI MEDIA DAN MENGOREKSI HASIL KARYA ORANG LAIN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
FITRI AYU ASTUTI155010325
NOVIANTI SUARDI SULTAN155010319
ANNISA NIHLAWATI ZUHRO155010352
MIA ARIANI155010315
DHEA ALDIES YUNITA155010313
AULYA PRADIPTA155010328
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Balikpapan, 15 Mai 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR2
DAFTAR ISI3
BAB I4
PENDAHULUAN4
A.Latar Belakang4
B.Rumusan Masalah4
C.Manfaat Penulisan4
BAB II5
PEMBAHASAN5
A.Pengertian Menyunting5
B.Langkah-Langkah Dalam Menyunting Tulisan Di Media5
C.Alasan Mengoreksi Hasil Karya Orang Lain6
D.Cara Mengoreksi Karya Orang Lain7
BAB III8
PENUTUP8
A.Kesimpulan8
B.Daftar Pustaka8
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyuntingan telah ada dalam dunia penerbitan buku di Indonesia sejak 1890 (dikerjakan oleh orang non pribumi, yaitu oleh orang Belanda dan Tionghoa). Pendidikan Editing/penyuntingan di Indonesia, setingkat D3 baru dimulai tahun 80 an yaitu, program studi editing D3 di Universitas Pajajaran, Bandung dan Program Studi penerbitan D3 di Politeknik Negeri Jakarta, dimulai tahun 1990 awal berdirinya Poltek jurusan ini (dahulu bernama Politeknik Universitas Indonesia).
Dengan demikian, editor-editor yang sampai saat ini menggeluti dunia penerbitan buku nasional, mungkin berbekal pengalaman dan autodidak, karena memang belum memasyarakatnya pendidikan tinggi editing (terutama sampai jenjang S1, S2, bahkan S3). Bekerja menjadi Editor, mungkin tidak dicita-citakan atau direncanakan sebelumnya, selain itu profesi editor juga belum mendapatkan perhatian dari pihak penerbit buku.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami simpulkan berdasarkan latar belakang diatas yaitu :
Apakah langkah-langkah dalam menyunting tulisan di media ?
Apakah alasan mengoreksi hasil karya orang lain ?
Bagaimana cara mengoreksi hasil karya orang lain ?
Manfaat Penulisan
Karena adanya penulisan tentang Psikologi sastra ini, diharap memberikan manfaat sebagai berikut :
Kita dapat mengetahui mengenai langkah-langkah dalam menyunting tulisan di media.
Kita dapat mengerti mengenai alasan mengoreksi hasil karya orang lain.
Kita dapat mengetahui mengenai cara mengoreksi hasil karya orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Menyunting
Menyunting adalah suatu kegiatan mengedit, mengubah, atau merapikan susunan letak atau penggunaan bahasa sebuah naskah tanpa mengubah makna. Hal ini seperti yang dituturkan oleh Depdikbud, bahwa menyunting merupakan kegiatan merapikan naskah agar dapat dicetak dengan melihat, membaca, atau memperbaiki naskah secara keseluruhan dari segi tata bahasa maupun segi materi, penyajian, kelayakan, dan kebenaran isi naskah yang akan diterbitkan.
Orang yang menyunting disebut penyunting. Biasanya penyunting adalah orang yang berpengalaman dibudangnya dan mengetahui atau memahami makna serta materi pada naskah. Dalam menyunting naskah, ada tiga aspek yang akan disunting, yaitu isi, organsasi (susunan, letak penulisan, enumerisasi, dll.), dan bahasa yang digunakan jika dirasa kurang tepat.
Langkah-Langkah Dalam Menyunting Tulisan Di Media
Ejaan. Editor atau penyunting akan melihat teks tersebut menggunakan aturan ejaan yang disempurnakan atau tidak, jika tidak maka harus disesuaikan. Contoh: mentiup merupaka kata yang imbuhan yang salah. Dalam aturan imbuhan me-, jikan bertemu dengan huruf “t”, maka “t” menjadi hilang. Sehingga kata “mentiup” disunting menjadi meniup.
Tanda baca. Penggunaan tanda baca seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda petik (“....”) harus memiliki ketepatan, sehingga perlu diperhatikan juga jika sedang menyunting teks. Contoh: penulisan Mei Rukmana SPd. Memiliki kesalahan dalam penggunaan tanda baca. Penulisan yang sesuai dengan kaidah EYD yaitu setelah nama menggunakan tanda koma, dan penulisan gelar dipisahkan dengab tanda titik, seperti berikut Mei Rukmana, S.Pd.
Diksi. Pemilihan kata atau diksi juga harus diperhatikan, mengingat jenis tulisan yang sifatnya formal atu tidak penyuntin akan menggunakan diksi yang maknanya lebih halus atau menggunakan makna dentasi atau konotasi untuk menyampaikan maksud yang ingin diutarakan.
Kalimat. Keefektifan kalimat seperti susunan S-P-O-K atau lainnya.
Sistematika penulisan. Penulisan paragraf atau teks, mulai dari enumerisasi atau lainnya.
Kebenaran konsep. Dalam teks biasanya ditemukan konsep-konsep ilmiah, penynting aka melihat hal tersebut yang dicantumkan benar atau tidak.
Tujuan dari menyunting teks adalah untuk menyajikan teks yang baik dan benar sesuai dengan kaidah EYD. Naskah yang disunting merupakan nskah yang bersifat formal, seperti surat kabar dan media informasi atau buku-buku ilmiah (buku sekolah, jurnal, dan lainnya) yang dituntut untuk menggunkan tata kebahasaan sesuai dengan EYD. Editor atau penyunting bertugas untuk menyunting teks sebelum diterbitkan.
Alasan Mengoreksi Hasil Karya Orang Lain
Kenapa kita mengoreksi orang lain? Ini adalah masalah presepsi. Sebagian oreng merasa mereka menjadi orang yang berguna ketika mereka mengoreksi kesalahan orang lain. Disisi lain, sebagian orang menganggap itu perbuatan yang kasar dan tidak ingin melakukannya. Namun ada juga sebagian orang yang dengan sengaja ingin membuat orang lain jelek dimata publik. Jadi, orang yang dikoreksi bisa saja merasa senang maupun marah tergantung dengan sifat yang mereka punya.
Ada beberapa alasan mengapa orang mengoreksi orang lain, antara lain:
menjadi berguna dengan cara menemukan kesalahan pada orang lain,
mereka merasa bahwa membiarkan sesuatu yang salah bukanlah cara yang benar,
membagi kebenaran kepada orang lain,
merasa sombong karena lebih pintar dari pada orang lain dan ingin menunjukan kepintarannya,
dorongan kompetitif dari dalam diri.
Mengoreksi orang lain sekali atau dua kali bukanlah hal yang buruk. Menemukan kesalahan yang sering dilakukan orang lain bisa menjadi sangat berguna untuk orang itu. Kecuali ketika kita dengan sengaja mencari-cari kesalahan orang lain untuk dikoreksi bisa menjadi hal yang sangat menyebalkan dan menyakitkan. Dalam kasus ini, orang lain bisa menjadi takut jika salah berbuat atau berbicara.
Banyak orang yang suka sekali mengkritik orang lain tanpa memberi solusi yang jelas. Memang benar bahwa menemukan kesalahan jauh lebih mudah daripada membenahi apa yang salah. Kebanyakan juga, kritik yang diberi malah menjatuhkan ketimbang memotivasi orang lain. Disini kita bisa melihat bahwa kemampuan berpikir kritis untuk menemukan kesalahan dan memberikan solusi atas kesalahan tersebut sangat dibutuhkan terutama bagi seorang pemimpin.
Diharapkan seorang pemimpin tidak menyalahkan bawahannya tanpa dasar yang jelas. Seorang pemimpin seharusnya bisa membimbing bawahannya. Tentu saja bawahan anda akan merasa kesal jika pekerjaannya selalu disalahkan tanpa pernah dihargai. Maka dari itu, kemampuan untuk mengoreksi orang lain sangat dibutuhkan.
Cara Mengoreksi Karya Orang Lain
Jika kita ingin mengoreksi seseorang, kita harus mengetahui terlebih dahulu siapa orang yang kita koreksi. Kita harus bisa mengoreksi seseorang tanpa membuat orang itu tersinggung. Sebaliknya, orang lain akan berterima kasih kepada kita karena telah diberi masukan.
Ketika kita mengoreksi orang lain sebaiknya tidak dilakukan di depan orang banyak karena orang akan cenderung mengingat rasa malu ketika salah di depan banyak orang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menyunting pada prinsipnya adalah proses memperbaiki naskah yang telah ditulis. Proses itu didahului dengan kegiatan penilaian terhadap komponen karangan yang meliputi isi, organisasi, dan bahasa. Dalam menyunting, ada 6 strategi yang dilakukan.yaitu :
Ejaan. Editor atau penyunting akan melihat teks tersebut men
Tanda baca. Penggunaan tanda baca seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda petik (“....”) harus memiliki ketepatan, sehingga perlu diperhatikan juga jika sedang menyunting teks.
Diksi. Pemilihan kata atau diksi juga harus diperhatikan, mengingat jenis tulisan yang sifatnya formal atu tidak.
Kalimat. Keefektifan kalimat seperti susunan S-P-O-K atau lainnya.
Sistematika penulisan. Penulisan paragraf atau teks, mulai dari enumerisasi atau lainnya.
Kebenaran konsep. Dalam teks biasanya ditemukan konsep-konsep ilmiah, penynting aka melihat hal tersebut yang dicantumkan benar atau tidak.
Daftar Pustaka
Rani, Abdul. dan Martutik. 2013. Menulis Dasar dan Berbasis Tugas.Malang.: Surya Pena Gemilang
http: //adtyabisnisonline.blogspot.co.id/2013/06/penyutingan-naskah.html \
http://abasawatawalla01.blogspot.co.id/2012/12/penyuntingan-naskah.html.
Komentar
Posting Komentar