Langsung ke konten utama

CERPEN ASRUL SANI DARI SUATU MASA DARI SUATU TEMPAT

Dari Suatu Masa Dari Suatu Tempatmerupakan kumpulan cerpen karya Asrul Sani yang diterbitkan Pustaka Jaya, Jakarta pada tahun 1972, dengan tebal 125 halaman. Cerpen dalam kumpulan itu umumnya ditulis pada tahun 1950-an. Cerpen "Bola Lampu" yang dimuat dalamAntologi Cerita Pendek Indonesia oleh Satyagraha Hoerip diterbitkan oleh Pusat Bahasa pada tahun 1984 dan beberapa tahun kemudian diterbitkan oleh Gramedia. Cerpen "Bola Lampu" juga dimuat dalam Gema Tanah Air-nya H.B. Jassin.

Buku itu berisi sepuluh cerpen, yaitu (1) "Bola lampu", (2) "Sahabat Saya Cordiaz", (3) "Orang Laki-Bini", (4)"Beri Aku Rumah", (5) "Perumahan bagi Fadjria Novari", (6) " Dari Suatu Masa", (7)" Dari Suatu Tempat", (8) "Oktober 1945" (dalam dua judul, yaitu "Jembatan Tanah Abang" dan " Kereta Malam Yogya-Jakarta"), (9) "Panen", dan (10) "Museum". Dari sepuluh cerpen itu yang terkenal adalah "Bola lampu", "Sahabat Saya Cordiaz", "Dari Suatu Masa", dan "Dari Suatu Tempat".

"Bola Lampu" menceritakan tentang kisah cinta yang dituturkan dengan unik. Kisahnya sederhana, yaitu cinta seorang pemuda yang tak sampai. Ia mencintai seorang gadis yang mempunyai bola lampu. Akan tetapi, gadis itu menolak cinta pemuda tersebut dengan mengiriminya bola lampu.

"Sahabat Saya Cordiaz" menceritakan tentang Chaidir Darla yang mengalami krisis identitas sehingga menggunakan nama Cordiaz. Ia selalu gelisah dalam mencari jati dirinya yang ternyata tidak didapatinya dalam masyarakat.

"Orang Laki-Bini" mengisahkan pasangan suami istri muda dalam menghadapi hari-hari yang tak menentu. Cerpen "Beri Aku Rumah" mengisahkan percakapan batin tokoh aku yang mendambakan rumah tinggal, yaitu rumah secara fisik. Akan tetapi, tokoh aku tidak mendapatkannya.

"Perumahan bagi Fajria Novari" menceritakan tentang kehidupan Fajria, seorang penyair yang merindukan nasihat tentang kehidupan. Ia berpandangan bahwa setiap manusia harus menyiapkan dirinya sendiri untuk hidup dan untuk mati.

"Dari Suatu Masa" dan "Dari Suatu Tempat" berlatar revolusi fisik. Cerpen itu menceritakan tentang orang-orang pada masa itu yang membentuk kesatuan sendiri-sendiri untuk mempertahankan kemerdekaan. Akan tetapi, golongan kiri menggunakan kesempatan itu untuk mengambil keuntungan bagi gerakan golongannya.

"Oktober 1945" dalam subjudul "Jembatan Tanah Abang" mengisahkan perjuangan pelaku bernama Buchori sewaktu revolusi. Upaya Buchori itu melewati garis batas. Dalam subjudul "Kereta Malam Yogya-Jakarta" mengisahkan cerita impian saat menjalani suatu perjalanan. Dengan latar revolusi fisik ketika para pemuda membela negara, berjuang mempertahankan kemerdekaan.

"Panen" menceritakan tentang tiga orang wanita yang tidak mau didekati laki-laki karena sikap mereka yang kelaki-lakian. Laki-laki pertama yang menyunting wanita pertama terbanting waktu subuh, laki-laki kedua tewas karena racun, laki-laki ketiga akhirnya frustasi dan meminum racun. Akhirnya, sang wanita menanti kematian.

"Museum" menyajikan ide dan pemikiran-pemikiran tentang filsafat eksistensialisme sehingga ada perbenturan pemikiran bahwa manusia dilahirkan ke dunia ini tidak bisa hidup sendiri. Setiap individu tampil dengan eksistensinya sendiri di dalam keunikan.

Kumpulan cerpen Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat disoroti oleh Ajip Rosidi dalam bukunya yang berjudul Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia (1969). Kumpulan cerpen itu melukiskan betapa halus perasaan manusia, serta melukiskan kehidupan manusia dan sifat-sifatnya. Selain itu, kumpulan cerpen ini juga mengisahkan kehidupan masyarakat yang berwatak suka kepada belenggu aturan yang dibuatnya sendiri.

Menurut Korrie Layun Rampan (1982), cerpen-cerpen Asrul Sani itu menyajikan masalah yang kompleks sehingga menarik untuk dibaca. Latar cerita kebanyakan merekam revolusi fisik ketika manusia merasa terinjak-injak. Oleh karena itu, muncullah berbagai watak manusia yang saat itu sebagai akibat pertarungan antara baik dan buruk, antara selamat dan menyelamatkan diri. Manusia sebagai subjek dan objek, manusia-manusia yang lahir ketika masa transisi itu melahirkan manusia-manusia yang tertekan batinnya.Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat telah diterjemahkan oleh H. Chambert Loir ke dalam bahasa Prancis dengan judul D'un Lie, D'une Epoque yang dicetak oleh Cahier D'arhipel pada tahun 1980 dan dimuat dalam Introduction A la Litterature Indonesienne Contemporaine.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengatasi Mi Remote yang Tidak Berfungsi

Kita pasti sering banget kehilangan remote tapi kita gak mungkin kehilangan smartphone. Semakin berkembangnya zaman kita gk perlu repot-repot cari remote yg hilang entah dimana eh nanti tiba-tiba remotenya ada dikursi. Gk usah sedih yah. Untuk para pengguna xiaomi dan pengguna handphone lainnya yg memiliki sensor yg bisa digunakan sebagai remote pastinya sudah tau tentang kecanggihan ini. Oke, karna saya pengguna xiaomi kita termasuk pemgguna yg beruntung karena dengan harga yg murah kita bisa menikmati layanan ini. Namun, untuk para pemula terkadang bingung kok mi remotenya gk bisa digunakan sih?. Nah ini seperti pengalaman saya, padahal sinyal sudah bagus dan sensornya pas di depan tv hm. Jadi ini masalahnya karna versinya yg berbeda. Berikut ini adalah cara merubah versi tersebut. 1. Buka mi remote di hp kamu. Klik tanda + 2. Kalau sudah di klik bakalan muncul pilihan. Sekarang kamu tinggal pilih remotenya mau dipake untuk apa           ...

KUMPULAN PUISI ANGKATAN 45

KUMPULAN PUISI ANGKATAN 45 Aku  (Chairil Anwar) Kalau sampai waktuku ‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi PRAJURIT JAGA MALAM  Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?  Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,  bermata tajam  Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya  kepastian  ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini  Aku suka pada mereka yang berani hidup  Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam  Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......  Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !  (1948)  Siasat,  Th III, No. 96  1949  MALAM  Mulai kelam  belum buntu malam ...

LANGKAH-LANGKAH MENYUNTING TULISAN DI MEDIA DAN MENGOREKSI HASIL KARYA ORANG LAIN

LANGKAH-LANGKAH MENYUNTING TULISAN DI MEDIA DAN MENGOREKSI HASIL KARYA ORANG LAIN DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 FITRI AYU ASTUTI155010325 NOVIANTI SUARDI SULTAN155010319 ANNISA NIHLAWATI ZUHRO155010352 MIA ARIANI155010315 DHEA ALDIES YUNITA155010313 AULYA PRADIPTA155010328 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS BALIKPAPAN 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.     Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.     Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami ya...