Langsung ke konten utama

CERPEN ASRUL SANI BOLA LAMPU

BOLA LAMPU
Sekali datang seorang anak muda hendak membayar makan. Ini adalah suatu celaka buat saya. Karena anak muda ini — ia perlente — memerlukan lampu untuk melancung dan untuk tidur (ia tidak memerlukan lampu antara pukul 6 dan pukul 12 malam). Akibatnya ialah lampu yang ada dalam kamar saya harus diperkecil, diperkecil lagi, hingga jadinya terlalu amat kecil. Sudah itu timbul pula semacam kemauan yang tidak tertahan-tahan: hendak membaca, hendak menulis, hendak mengarang, pendeknya hendak segala-galanya, asal saja untuk itu diperlukan lampu yang terang. Nah, sejak itulah saya mendapat penyakit cinta lampu. Ada-ada saja.

Waktu itu, kalau saya melihat lampu terang, terus timbul rasa sentimentil, agak-agak rindu dendam dalam hati saya. Kepada orang saya tanyakan, kalau-kalau mereka ada yang mempunyai lampu yang terang di rumah. Kalau dijawab ada, saya terus iri hati. Inilah orang yang paling berbahagia. Saya maklum apa sebabnya orang-orang yang tinggal di Jalan Madura misalnya berbahagia besar kelihatannya. Semata-mata karena mempunyai lampu yang terang, paling kurang 60 lilin. Filsafat hidup saya berputar sekeliling lampu. Lampu mengenakkan makan, menyehatkan otak, dan barangkali juga memperenak tidur.

Dalam pada itu saya berkenalan dengan seorang gadis yang baik, yang cantik, dan yang menurut sahabat saya tidak begitu "dingin". Perkenalan ini baik jalannya, sehingga saya berjanji akan datang sekali-sekali ke rumahnya.

Rumahnya baik, lampunya besar hingga saya katakana kepadanya bahwa saya iri hati benar melihat kebahagiaannya. Lalu ia bertanya mengapa begitu benar. Saya katakan bahwa saya tidak mempunyai lampu sebesar punya mereka. Ayahnya berkata: "Datang-datanglah kemari kalau begitu. Di sini lampu terang."

Sesudah itu saya datang sekali seminggu. Gadis itu makin lama makin cantik kelihatannya, makin banyak aksi, makin "panas".Saya makin kerap kali datang, sampai tiap malam. Setiap datang saya membawa buku untuk dibaca — sampai sekarang belum juga tamat. Akhimya saya rasa bahwa saya datang ke rumah itu bukan karena melihat lampu terang. Saya datang karena dia ada di situ. Tetapi meskipun begitu, setiap, saya datang saya berkata: "Ah, alangkah senangnya hati jika mempunyai lampu seterang itu."

Ia tersenyum mendengar perkataan saya. Apa maksudnya, entahlah. Penyakit saya tidak hilang. Dahulu saya berpenyakit "cinta lampu". Sekarang nama penyakit saya cinta "bola lampu".

Suatu kali saya mendapat kiriman dari gadis sahabat saya itu. Bungkusannya besar dan bagus dan di sampingnya ada lagi sepucuk surat bersampul biru. Waktu bungkusan itu saya buka, saya temui di dalamnya bola lampu 60 lilin. Hilang akal saya melihat bola lampu itu, Apa maksudnya?

Dalam suratnya tertulis, "Sahabat senang benar hati saya, dapat mengirim engkau bola lampu ini".

Sekarang saya tahu maksudnya. Mereka di sana telah bosan melihat tampang saya yang datang setiap malam. Sekarang dikirimkannya bola lampu, supaya saya jangan lagi "rindu lampu". Sebetulnya kalimat itu harus berbunyi,

"Sahabat ..senang benar hati saya dapat mengirim engkau bola lampu ini, sehingga engkau. tidak punya alasan lagi untuk menyatakan senang hati melihat lampu dan mulai saat ini tidak usah lagi engkau datang-datang". Nah, ini dia. Celaka tiga belas telah datang.

Semenjak itu tidak pemah lagi saya datang ke rumah gadis itu. Kamarsaya tetap gelap. Bola yang 60 lilin itu juga tidak saya pasang, karena jumlah watt untuk menghidupkannya tidak cukup.

Demikianlah, karena tak ada lampu, saya beroleh penyakit cinta lampu. Lalu saya beroleh kiriman bola lampu. Karena kiriman ini saya kehilangan "bola lampu" yang lain, yang menurut pikiran saya tidak akan kurang dari 200 lilin cahayanya. Dalam cahaya yang besar ini rasanya akan dapat saya mengarang sebuah cerita yang 300 halaman tebalnya.***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengatasi Mi Remote yang Tidak Berfungsi

Kita pasti sering banget kehilangan remote tapi kita gak mungkin kehilangan smartphone. Semakin berkembangnya zaman kita gk perlu repot-repot cari remote yg hilang entah dimana eh nanti tiba-tiba remotenya ada dikursi. Gk usah sedih yah. Untuk para pengguna xiaomi dan pengguna handphone lainnya yg memiliki sensor yg bisa digunakan sebagai remote pastinya sudah tau tentang kecanggihan ini. Oke, karna saya pengguna xiaomi kita termasuk pemgguna yg beruntung karena dengan harga yg murah kita bisa menikmati layanan ini. Namun, untuk para pemula terkadang bingung kok mi remotenya gk bisa digunakan sih?. Nah ini seperti pengalaman saya, padahal sinyal sudah bagus dan sensornya pas di depan tv hm. Jadi ini masalahnya karna versinya yg berbeda. Berikut ini adalah cara merubah versi tersebut. 1. Buka mi remote di hp kamu. Klik tanda + 2. Kalau sudah di klik bakalan muncul pilihan. Sekarang kamu tinggal pilih remotenya mau dipake untuk apa           ...

KUMPULAN PUISI ANGKATAN 45

KUMPULAN PUISI ANGKATAN 45 Aku  (Chairil Anwar) Kalau sampai waktuku ‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi PRAJURIT JAGA MALAM  Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?  Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,  bermata tajam  Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya  kepastian  ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini  Aku suka pada mereka yang berani hidup  Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam  Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......  Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !  (1948)  Siasat,  Th III, No. 96  1949  MALAM  Mulai kelam  belum buntu malam ...

LANGKAH-LANGKAH MENYUNTING TULISAN DI MEDIA DAN MENGOREKSI HASIL KARYA ORANG LAIN

LANGKAH-LANGKAH MENYUNTING TULISAN DI MEDIA DAN MENGOREKSI HASIL KARYA ORANG LAIN DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 FITRI AYU ASTUTI155010325 NOVIANTI SUARDI SULTAN155010319 ANNISA NIHLAWATI ZUHRO155010352 MIA ARIANI155010315 DHEA ALDIES YUNITA155010313 AULYA PRADIPTA155010328 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS BALIKPAPAN 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.     Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.     Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami ya...